Adat istiadat Minangkabau: Adat belingkaran, pusaka berkehiliran, ayam gedang seekor selesung, ....

Iklan

Ciri ciri Balai Saruang

Selasa, 06 September 2016, 01.23 WIB Last Updated 2019-05-12T05:20:28Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini
Ciri ciri Balai Saruang | Mungkin berdasarkan undang-undang yang sudah ada juga kemudiannya Datuk Ketemenggungan dan Datuk Perpatih nan Sebatang menyusun undang-undang adatnya yang kemudian jadi terkenal itu dengan dua prinsip yang berbeda tetapi dapat berjalan bergandengan tidak ada saling bentrokan.

Dasar peraturan Datuk Ketemenggungan: "Berpucuk bulat titik dari atas dengan tata caranya bertangga turun".  Dan dasar Datuk Perpatih nan Sebatang: "Berurat tunggang membersut dari bumi dengan tata caranya berjenjang naik".

Bilamana antara kedua kelarasan itu terjadi pertikaian paham atau pertentangan, dibawa ke Balai na Saruang di Pariangan Padangpanjang yang mempunyai hak kuasa mutlak: "Genting putus, biang tumbuk". Ketua dalam Balai nan Seruang ini adalah Datuk Maharajo nan Banego-nego. Kalau ada terjadinya kesimpang siuaran atau keragu-raguan seperti dicetuskan dalam pantung adat:

     Pisang si kalek-kalek hutan,
     Pisang tembatu yang bagatah,
     Koto Piliang inyo bukan,
     Bodi Caniago inyo antah,
     (Pisang kelat-kelat hutan,
     pisang tembatu yang bergetah,
     Koto Piliang dia bukan,
     Bodia Caniago dia entah).

Pada masa itu bermupakatlah datuk-datuk yang lain dengan pimpinan datuk yang berdua itu dan tujuan kerapatan adalah akan mendirikan sebuah balai tempat mengadakan rapat. Yang Dipertuan menitahkan kepada Cateri Bilang Pandai supaya membangun balai itu yang bernama: "Balai Balerong Panjang" dengan ciri-ciri khas:

     yang bertonggak teras jelatang
     yang berperan akar lundang
     yang bertabuh pulut-pulut
     yang bergentang jangat tuma
     yang bergendang selaguri

[H. Datoek Toeah]
Komentar

Tampilkan

Terkini

NamaLabel

+